Rabu, 03 Juli 2013

Makam Datu Insad

Judul: Penelitian Makam Datu Insad

Oleh: Mulyadi

Institut Agama Islam Negeri Anatasari Banjarmasin

Fakultas: Ushuluddin

Jurusan: Perbandingan Agama

Angkatan: 2010

BAB I
PENDAHULUAN
Makam keramat adalah makam yang dipercayai sebagian banyak masyarakat dapat mengabulkan hajadnya. Biasanya makam keramat adalah makam seorang tokoh pada zaman dahulu seperti waliyullah, dan sebagainya.
Didalam makalah ini saja mencoba untuk memberikan contoh daripada sebagia banyak makam yang ada disekeliling kita, disini saya mencoba untuk memberikan gambaran terhadap makam waliyullah yang ada di desa Sambangan, kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, tepatnya di Rt/Rw. 03/02.
Disana masyarakat mempercayai bahwa makam itu dapat mengabulkan hajad mereka, dengan itu banyak masyarakat yang datang untuk bejiarah ke makam Beliau, dari yang berkeluarga, sampai pada para pemuda-pemudanya, dari yang miskin sampai ke orang kaya, adalagi, seperti pedagang, petani, bahkan dari pelajar dasar sampai perguruan tinggi, sering berjiarah kemakam beliau untuk berhajad, seperti para pelajar yang apabila lulus ujian, maka mereka akan datang lagi unttuk berjiarah kemakam itu. Ada juga para pedagang yang meminta syarat dagang agar dagangannya laku, dan sebagainya.
Terkadang banyak masyarakat yang sering sekali berjiarah kemakam keramat itu, karena mereka merasa hajad-hajad mereka dikabulkan, dan dengan berjiarah kembali mereka menghaturkan rasa syukur mereka, kebiasaan mereka dengan membacakan yaasin, maupun memberikan kembang dimakam beliau.
Dapat kita ambil pelajaran bahwa kita dengan berjiarah kemakam waliyullah dengan mengambil syafaat makam tersebut, do’a kita akan lebih mudah diqobulkan, karena do’a waliyullah lebih mudah diterima oleh Allah Swt.
BAB II
PENBAHASAN
A. Pengertian makam keramat
Makam keramat adalah makam yang dianggap masyarakat keramat atau bertuah, yang biasanya dijadikan orang untuk berhajad atau sebagai prantara do’a mereka. Dan juga sebagai tawashul daripada do’a, Karena kita sebagai orang awam merasa segala do’a tidak mudah terqobul.
Dengan bertawashul kepada makam keramat itu, beliau akan memintakan do’a kepada Allah. Kita simpulkan saja dikalau waliyullah yang memintakan, pasti Allah akan qabulkan.
B. Asal Mula Makam Datu Insad (Datu Samada)
Makam ini berada di daerah Kalimantan Selatan, yang tepatnya di desa Sambangan, Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, Rt 03/ Rw 02.
Menurut penjaga makam dan juga warga masyarakat tersebut, bahwa pada awalnya makam berada dipojok kampung, tepatnya diseberang sungai didesa tersebut yang sulit dijangkau oleh para penjiarah pada waktu itu, makam itu sulit dijangkau karena penyeberangan kemakam tersebut dengan menggunakan perahu yang kecil[1], karena ketidak adaan jembatan pada waktu itu, walaupun sungai tersebut tidak begitu jauh jaraknya dengan makam, yang diperkirakan sekitar 10 sampai 15 meter, dan medan yang harus dilalui oleh para penjiarah untuk sampai kemakam tersebut sangat mengkhawatirkan . Namun dengan kekeramatan beliau, makam atau itu pindah sendiri ketempat yang lebih mudah dikunjungi oleh para penjiarah.[2]
Sesungguhnya nama Datu Insad itu adalah Datu Samada, tetapi para masyarakat memanggilnya Datu Insad, di desa itu makam datu insad tidak sendirian bermukim disana, melainkan ditemani oleh murid beliau yang bernama datu Mastanian atau juga dipanggil Datu Samadi.
Alkisah, mengapa datu Mastanian itu menjadi murid Datu Insad?, sebelum menjadi murid datu insad, datu mastanian itu berusaha menguji si datu insad, karena beliau merasa meliliki ilmu lebih tinggi dari datu insad, Beliau menguji dengan sebuah permainan yang cukup sederhana, yaitu dengan permainan petak umpet, dan dalam giliran pertama sembunyi adalah datu mastanian, kemudian datu insad dengan waktu yang singkat, beliau menemukannya, dan selanjutnya giliran datu insad yang bersembunyi, kenapa pada saat itu datu mastanian tidak menemukannya, dan ternyata datu insad bersembunyi didalam mulutnya datu mastanian, pada saat mulut datu mastanian itu terbuka. pada saat itu datu mastanian mengakui bahwa ilmu daripada datu insad itu lebih tinggi daripadanya, sejak itulah datu mastanian mengaku ingin berguru kepadanya. Beliau berjanji kemanapun datu insad pergi beliau akan selalu mendampinginya, yang hingga akhirnya datu insad bermukim disebuah desa, yaitu desa Sambangan yang sudah diceritakan diatas, dengan itulah didesa itu ada dua makam tersebut. Mungkin itu salah satu dari kekeramatan beliau yang kita ketahui.
Tidak heran apabila banyak orang yang berjiarah kemakam beliau, dari plosok-plosok desa sampai perkotaan sudah banyak mengetahui. Tatkala orang yang dari jauh-jauh itu pernah bermimpi dengan datu insad, dan kemudian menjiarahinya, setelah bejiarah, mereka menceritakannya kepada orang lain, dengan itulah cerita makam beliau menyebar.
C. Benda-Benda Bertuah yang Ada Di Makam Datu Insad
a. Cincin Datu
Cincin ini dibuat daripada kain kuning dengan mata cincinnya batu dari makam beliau, yang dibuat oleh penjaga makam tersebut, yang sebelumnya dibacakan oleh penjaga, yang tentunya akan dikembalikan kembali apabila meminjamnya. Diyakini masyarakat bahwa cincin itu sebagai sarat dagang atau penjaga diri agar tidak dijahati orang. Dan juga cincin itu biasanya kalau orang yang berhajad sengaja dibawa, apabila hajadnya qabul, maka cincin tersebut akan dikembalikan lagi.
b. Air Datu
Air ini adalah air yang dimalamkan beberapa hari dimakam Beliau, kebiasaan orang dari satu minggu sampai berbulan-bulan meletakkan air tersebut, yang dipercayai semakin lama kita meninggalkan air itu, semakin hebat khasiatnya. Biasanya orang menggunakan air itu untuk sarat dagang, dimandikan, diminum, dan juga hanya untuk mengambil syafaat beliau. Konon katanya air itu sebagai pengasihan orang, agar orang enggan berbuat jahat kepada kita.
c. Sungai Datu
Sungai ini adalah sungai yang mana bekas penyeberangan kemakam beliau, dimana juga tempat buaya-buaya peliharaan beliau[3], yang biasanya buaya itu dikasih makan oleh penunggu makam tersebut.
D. Pandangan Masyarakat Terhadap Makam Keramat Tersebut
Masyarakat meyakini bahwa keberadaan makam itu menjadikan masyarakat menjadi:
a. Terhindarnya daripada kemiskinan.
Khusus untuk kampung itu, mereka meyakini bahwa makam itu membuat masyarakat mereka tidak ada yang mengalami kemiskinan, dalam artian tidak ada masyarakat yang merasakan kelaparan, dan juga sebaliknya tidak ada masyarakat yang memiliki kekayaan yang berlebihan, timbangan itu setara, konon teraturnya kekayaan masyarakat yang lebih kaya terbagi dengan masyarakat yang lebih miskin, sebab itu tidak ada masyarakat yang mengalami kemiskinan.
b. Terhindar dari banjir besar
Meskipun dulu pernah banjir yang mencapai setengah meter dikampung tersebut, namun anehnya air tidak membasahi makam itu, padahal banjir itu dari ujung kampung dan pertengahan kampung,[4] yang menjadi pertanyaan kenapa makam itu tidak terkena banjir…? padahal tempat daripada makam itu ditengah-tengah antara yang terkena banjir itu. Konon air banjir itu membelok arah daripada makam itu, dan juga itu sebagian daripada kekeramatan beliau, bahwa makam itu dilindungi oleh Allah.
Dari cerita itu kita tarik kesimpulan bahwa masyarakat disana meyakini desa mereka tidak ada yang mengalami kelaparan atau kemiskinan yang sangat terlantar dibandingkan dengan didesa-desa lain atau perkotaan yang sering dan kerap sekali terdengar tentag kelaparan, akan tetapi disana tidak ada orang kaya yang sangat berlebihan, disana mereka seakan terjamin arti dari kemiskinan tidak bisa makan, itu semua menurut mereka karena peletakan makam tersebut di desa mereka.
Alkisah bahwa hajat dari orang kampung tersebut jarang terkabul, terkecuali hajat orang yang benar-benar menghajat kan akan kekeramatan beliau, yang sering terkabul adalah orang-orang yang jauh dari kampung tersebut,[5] karena mereka yang jauh dari makam itu biasanya benar-benar meyakini tentang kekeramatan makam itu, hal itulah yang menyebaban mereka berjiarah kemakam itu. Sehingga hajad mereka mudah terqabulkan oleh Allah, dan juga kebiasaan mereka sebelumnya mendapat isyarat atau seperti bermimpi dengan beliau.[6]
Dari pernyataan masyarakat dan penunggu makam tersebut apabila kita berhajat kepada beliau maka beliau akan memintakan kepada Allah Swt agar mengabulkan hajat dari orang yang berhajat. Dengan sebab itu orang dari luar desa maupun luar kota yang mengetahui kekeramatan beliau itu akan berjiarah kemakam beliau, kebanyakan para penjiarah berjiarah dimakam itu pada siang hari, akan tetapi adapula yang berjiarah pada malam hari, dikabarkan bahwa setiap harinya makam beliau tidak pernah kosong oleh para penjiarah.[7] Kebanyakan orang yang mengetahui kekeramatan beliau, biasanya pada malam jum’at pasti kesana, dikabarkan pada malam jum’at itu beliau berhadir dan ada disana.[8]
Dari pernyatan diatas tentunya kita bertanya-tanya, ada apa dengan hari jum’at?[9] Di kabarkan dihari lain itu beliau tidak ada dimakam tersebut, karena beliau berada dimekkah, namun tidak menutup kemungkinan kita kesana tidak akan mendapatkan syafaat beliau.
Dan yang menjadi pertanyaan kedua, kenapa beliau dihari lain selain jum’at tidak ada disana?, dikabarkan bahwa masyarakat disana tidak seperti masyarakat dulu yang pernah merasakan kekeramatan beliau,[10] diambil satu contoh pada waktu dulu bahwa orang yang berjiarah disana apabila melewati kepala makam beliau, maka dia akan muntah darah, tergambar bahwa penghormatan kepada waliyullah itu sudah tidak terlalu dijaga lagi, dengan itu beliau sering meningalkan makam beliau tersebut.
Dibandingkan dengan sekarang bahwa orang yang lewat-lewat dikepala makam beliau tidak akan terjadi hal seperti muntah darah, namun orang yang mengetahui tantang kekeramatan beliau itu tidak mau melewati kepala beliau. Yang menjadi persoalan bahwa orang kampung tersebut yang mengetahui tentang makam tersebut seakan tidak mengetahuinya, mengapa dikatakan begitu? karena mereka sudah menganggap itu suatu hal yang sudah biasa, dan juga mereka beranggapan bahwa Beliau sudah jarang berada dimakam itu,[11] yang tentunya mereka tidak menyadari bahwa itu adalah makam waliyullah yang diberikan kelebihan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh orang biasa.
Dalam hal ini saya selaku tamu disana merasa ada kekecewaan terhadap pernyataan itu, tidak jarang ada sebuah desa yang dimukimi oleh waliyullah, dan beliau bermakam disana, tandanya desa itu adalah tempat yang sudah dipilih beliau, dalam artian bahwa desa itu istimewa sampai-sampai beliau bermakam disana, tetapi kenapa rasa hormat terhadap makam itu terlalu tipis.
Dari sekian banyak makam-makam waliyullah, kebanyakan masyarakat berbondong-bondong menjiarahinya, karena disamping mereka berdo’a kepada Allah, mereka ingin agar do’a atau hajad mereka lekas terqabul, dengan itu masyarakat kebany
akan mempercayai bahwa dengan berjiarah kemakam waliyullah itu do’a mereka akan lekas terqabul.
Dengan terbangunnnya bangunan makam Datu Insad saat ini, menambah pula mata pencahaarian sebagian masyarakat setempat, seperrti berdagang maupun menertipkan mobil atau kendaraan para penjiarah, yang tentunya sudah mendapat izin dari pemerintah.
Dibalik menjadi suatu mata pencaharian mereka, makam itu diyakini mereka banyak sekali mendatangkan manfaat, dan juga menjadi suatu kebanggaan masyarakat. Disamping itu juga menambah keimanan mereka dengan kekeramatan makam tersebut.
Dipandang dari rasa syukur mereka, dengan rutin mereka melakukan haulan makam tersebut setiap tahunnya, yang juga dihadiri oleh bupati maupun gubernur yang ikut mencurahkan rasa syukur itu, tidak lupa pula para rombongan maulid yang menyemarakkan acara tersebut, dan penceramah agama yang membacakan riwayat singkat tentang makam keramat tersebut dengan versi yang berbeda-beda pula tiap tahunnya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa makam keramat itu adalah sarana daripada prantara do’a kita kepada Allah.
Dapat ditarik kesimpulan pula ada beberapa benda-benda keramat yang dianggap mereka bertuah dimakam keramat itu, seperti; cincin datu, air datu, sungai datu, dan lain sebagainya.
Dengan adanya makam tersebut masyarakat disana meyakini bahwa desa mereka tidak ada yang mengalami kelaparan atau kemiskinan yang sangat terlantar dibandingkan dengan didesa-desa lain atau perkotaan yang sering dan kerap sekali terdengar tentang kelaparan, akan tetapi disana tidak ada orang kaya yang sangat berlebihan, disana mereka seakan terjamin arti dari kemiskinan tidak bisa makan.
Dalam makalah ini saya menyimpulkan bahwa makam keramat yang saya angkat ini yaitu Makam Datu Insad adalah makam yang bertuah, karena dengan beberapa bukti yang sudah dialami oleh kebanyakan masyarakat, seperti terqabulnya hajad-hajad mereka, dan lain sebagainya.
Saya sebagai penulis mengharapkan kritikan maupun saran dari pembaca agar terciptanya kesempurnaan makalah ini, karena saya yakin dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dari segi bahasa maupun penulisan.


[1] Perahu itu hanya bisa memuat dua orang, termasuk pengemudi perahu tersebut.
[2] Tempat yang lapang dan tentunya daerah itu seperti hutan, lalu dibersihkan masyarakat disana, sehingga menjadi tempat yang lebih mudah dikunjungi oleh para penjiarah.
[3] Buaya itu tidak tampak, hanya orang-orang tertentu atau yang ada hubungannya saja yang bisa melihatnya,
[4] Makam itu berada dipertangahan diantara wilayah yang terkena banjir tersebut.
[5] DIkabarkan bahwa do’a dari masyarakat disana jarang terqabul, dikarenakan mereka yang tidak meyakini sepenuhnya tentang kekeramatan beliau, atau keragu-raguan akan do’a mereka itu yang menyebabkan terhalangnya do’a itu.
[6] Bermimpi dalam artian mendapat petunjuk dari makam tersebut.
[7] Para penjiarah dari masyarakat itu sendiri maupun dari luar desa itu.
[8] Menurut mu’alim didesa tersebut dan beberapa pendapat dari para ulama.
[9] Konon hari jum’at adalah hari dimana beliau ada dimakam beliau, dihari lain beliau berada di Mekah,
[10] Kekeramatan itu tidak disaksikan oleh masyarakat sekarang ini, sehingga membuat keyakinan mereka terhadap makam itu berkurang, dengan itulah do’a maupun hajad mereka terhalang akan keragu-raguan mereka.
[11] Beliau hanya berada dimakam itu pada hari jum’at (menurut para mu’alim didesa tersebut)